twitter
    "... karena hidup penuh hikmah ..."

Maaf Karena Telah Melupakan-mu (Al-Quran)

 
...
      Hanya caci dan maki yang ada dibenakku ketika membaca berbagai berita politik di koran.
      Hanya stress dan kejemuan yang aku dapat tatkala membaca buku ilmu duniawi. 
      Tetapi lain halnya disaat hamba membaca firman-Mu.
      Semakin lama hamba merasa semakin larut dalam kesyahduan berdialog dengan-Mu.
...

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

    Satu hal yang tidak bisa dielakkan bahwa kondisi umat Islam saat ini sangatlah terpuruk. Padahal kita sendiri mungkin tahu, sejarah pernah mencatat bahwa Islam pernah menguasai tidak kurang dari dua pertiga belahan bumi ini selama beberapa abad. Tetapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya umat Islam terombang-ambing bak buih di lautan. Bukan hanya dikuasai tetapi bahkan diinjak-injak kehoramatan, kesuciaan, dan kemuliaan agama Islam saat ini. Dimana upaya kita ketika mendengar dibuatnya karikatur Rasulullah SAW? Dimana rasa prihatin kita disaat Al-Quran yang dijaga kesuciaannya oleh Allah itu dihinakan oleh suatu kaum? Dimana pembelaan kita disaat agama Islam sebagai rahmatan lil alamin dicap sebagai agama teroris? Dimana pula rasa malu kita disaat kecintaan kita terhadap sesuatu melebihi kecintaan kita terhadap Islam sampai rela mengorbankan segala sesuatu? Coba tengok kondisi umat Islam sekarang, kenapa malah rasa marah seseorang timbul ketika pacarnya dijelek-jelekkan oleh orang lain? Kenapa malah jihad dan pembelaan seseorang sangat keras ketika tim sepakbola idolanya mendapat caci maki dari tim sepakbola lain? Kenapa para remaja rela tawuran mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan golongannya? Kenapa para demonstran begitu semangat untuk menyuarakan penegakan reformasi, kenapa bukan penegakan syariat Islam? Dan masih banyak lagi “kenapa” yang harus kita jawab karena sesungguhnya segala amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya pada hari akhir.

    Sebenarnya jawaban dari semua pertanyaan diatas adalah karena ideologi, kecintaan, dan rasa memiki mereka sangat tinggi terhadap apa yang mereka perjuangkan. Lantas dimana kecintaan dan rasa memiliki umat Islam terhadap agamanya. Apakah kita tidak lagi mempunyai rasa memiliki terhadap agama sendiri. Ataukah Islam hanya dijadikan sebagai agama KTP dan kartu identitas lainnya. Tentunya rasa memiliki tersebut kian hari makin luntur karena umat Islam tidak lagi pernah mengkaji Islam. Umat Islam lebih banyak meluangkan waktu untuk mempelajari ilmu duniawi yang sifatnya fardu khifayah dibanding mempelajari ilmu Islam yang hukumnya adalah fardu `ain.

      Berkaitan dengan semua hal diatas, sebenarnya ada suatu hal yang patut kita kaji bersama dalam wacana. Jikalau ada kegiatan jelajah alam atau sejenisnya, tentunya kita butuh sebuah pedoman atau petuntuk. Entah itu kompas sebagai penunjuk arah ataukah lebih spesifik kepada peta sebagai penunjuk letak. Gunanya adalah untuk membantu kita mencapai apa yang kita tuju. Apa jadinya kalau kita terjun ke hutan tanpa membawa alat-alat bantu tersebut? Saya rasa kita semua tahu jawabannya.

     Seperti itulah hidup ini. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan dan sebagai perantara menuju tujuan akhir kehidupan yang kekal yakni alam akhirat. Sebagai agama yang sempurna, Allah SWT telah melengkapi Islam dengan kumpulan firman-Nya yang telah disatukan menjadi sebuah kita suci yang berlaku sepanjang masa hingga akhir zaman. Dialah Al-Qur`anul Karim.

     Ada hal menarik dari sebuah khutbah jum`at pada suatu waktu. Sang khatib boleh merasa bangga karena membuat para jama`ah tercengang dengan beberapa pengalaman yang beliau sampaikan. Isi khutbahnya kurang lebih sebagai berikut. Di sebuah universitas Islam di Indonesia diadakan sebuah pelatihan. Para dosen di universitas tersebut sempat di tes bacaan Qur`an. Tragisnya, hanya beberapa persen dosen universitas bersangkutan yang mampu membaca Qur`an. Kalau dosennya saja begitu, bagaimana dengan mahasiswanya. Di lain kisah juga disampaikan bahwa seorang Bapak yang baru saja naik haji meminta tolong kepada ustadz untuk menunjukkan sebuah doa yang terdapat di dalam Al-Quran. Katanya doa itu diajarkan oleh seorang syeikh sewaktu di tanah suci Mekkah, tapi Bapak itu lupa nama surah dan ayat dimana doa itu terdapat. Sang ustadz pun merespon dengan meminta tolong untuk dibawakan sebuah Quran. Seluruh penghuni rumah akhirnya dikerahkan untuk mencari sebuah Quran di dalam rumah tersebut. Tapi nihil, tidak satupun orang dirumah itu yang menemukan sebuah Quran. Ternyata di rumah itu memang tidak satupun Al-Quran yang ada. Masya Allah. Coba bayangkan, sudah haji tetapi tidak punya Al-Quran,.

      Berikut ini adalah hanya beberapa dari sekian banyak fadhillah Al-Quran yang diberikan kepada manusia yakni sebagai berikut :

1. Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Quran menjadi keluarga Allah SWT. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara manusia terdapat keluaga Allah..” Ditanyakan, “ Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul SAW menjawab, “Mereka adalah Ahlul Quran. Mereka keluarga Allah dan orang-orang pilihanp-Nya.” (HR. Imam Ahmad).

2. Al-Quran adalah kenikmatan yang didamba. Rasulullah pernah bersabda, ”Tidak boleh iri kecuali dalam dua kenikmatan; seseorang yang diberi Al-Quran oleh Allah, lalu ia membacanya sepanjang malam dan siang. Seseorang yang diberi Allah harta, lalu ia belanjakan di jalan Allah sepanjang malam dan siang.”

0 komentar: