twitter
    "... karena hidup penuh hikmah ..."

Raga kita berbeda, Tapi jiwa kita satu,.

     ...
     Sebut saja Fulan dan Fulanah, sepasang insan yang sangat bahagia, menjalin rumah tangga dengan penuh cinta dan kasih, berikut kisahnya,.
     ...
     Hari ini hari ahad, hari yang spesial untuk kami berdua,. Tepat hari ini adalah tahun ketujuh kami bersama, mengarungi bahtera kehidupan diatas sebuah rakit cinta kami,. Seperti biasa, bidadariQ tersayang sudah menunggu hadiah spesial dariQ, dan dia pun biasanya sudah menyiapkan hadiah untukQ,. Yang ia tunggu bukanlah kejutan hadiah yang baru, bukan pula perhiasan, emas, ataupun pakaian yang mewah,. Hadiah yang tiap tahunnya sama Q berikan padanya namun selalu menjadi suatu hal yang spesial baginya,. Segera Q ambil secarik kertas berwarna pink yang terlipat rapi di dalam kantong kemejaQ sebagai hadiah untuknya,. Yah, hanya sbuah puisi, namun selalu spesial baginya,. Puisi-puisi yang telah Q berikan kepadanya sejak mulai menyatakan perasaanQ padanya hingga malam itu ia simpan rapi,. UntukQ dy hadiahkan sebuah baju hangat rajutannya sendiri,. Selain pandai memasak, dy juga wanita yang pandai menjahit,. Beruntung bisa menjadi suaminya,.
    Malam itu benar-benar terasa indah, terasa seperti malam pertama setelah kami menikah tujuh tahun yang lalu,. Bagi kami, dunia serasa milik berdua,. Kami bahagia,. IstriQ tidak pernah memandang kebahagiaan dari sisi materi,. Karena Q bukanlah siapa2,. Setiap pagi buta Q kayuh sepeda ontel berangkat ke tempat dimana sebuah gedung dalam masa pembangunan,. Sebagai seorang kuli bangunan, penghasilanQ hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan kami berdua,. Sudah Q coba mencari pekerjaan sambilan lain, tapi tidak ada yang membutuhkan,. Sehingga seringkali Q bekerja hingga larut malam, berharap dapat tambahan sedikit penghasilan dari kepala pemborong,.
      Bekerja sebagai kuli bangunan yang mengandalkan fisik memang sangat melelahkan,. Namun rasa letih itu tak pernah sampai ke dalam rumah,. Saat pulang bekerja, menuntun sepeda mendekati pintu rumah, Q lihat istriQ telah menunggu dari balik jendela, seolah-olah seharian dia menunggu karena dilanda rindu berat bertemu sang suami,. Di bukakan pintu olehnya dan menyambutQ dengan senyum manisnya,. Senyum manis yang selalu membuatQ rindu untuk pulang,. Senyum manis yang menghilangkan rasa letih setelah seharian bekerja,.
    IstriQ memang sangat mengertiQ, dan Q pun berusaha selalu membahagiakannya,. Ia tak pernah berkeluh kesah,. Saat-saat paling syahdu adalah saat-saat dimana kami selalu sholat malam berjamaah. Walau harus hidup serba pas-pasan, kami mensyukuri segala nikmat-Nya,. Kami sangat bahagia,. Tapi entah mengapa kebahagian kami rasanya belum sempurna,. Sudah lama kami menanti kehadiran buah kasih, namun belum juga sampai detik ini,. Kami tetap sabar meminta kepada-Nya karena kami yakin hanya butuh saat yang tepat sampai doa kami diijabah oleh-Nya,.
      Hingga suatu hari, istriQ terlihat seperti orang yang sakit,. Tak tahu kenapa sudah tiga hari belakangan ini dia terus mual-mual di pagi hari,. Karena takut terjadi sesuatu, akhirnya dengan bermodalkan uang pinjaman dari kepala pemborong, ia Q bawa ke puskesmas yang ada di depan balai desa,.
      Waktu itu Q benar-benar khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada istriQ,. Setelah diperiksa, Dokter yang berumur sekitar 50 tahun bertanya kepada kami,. "... sudah berapa lama menikah...",.  " Tujuh tahun dok", jawabQ lemas,. "... anak udah berapa,...",. Kami hanya diam, serasa tidak tahu harus menjawab apa,. " ... oh, blum ya, berarti ini hamil pertama istri Bapak, selamat ya, tolong diperhatikan kondisinya ya",. Kami tercengang, bak bumi ini berhenti berputar,. Dengan terbatah-batah, istriQ mencoba menggerakkan bibirnya yang kaku, "...maks, maksud dokter sy hamil ya...",.  "Iya, tolong dijaga dengan baik kandungannya ya, jangan terlalu kecapean, ini ada vitamin,." Ucap syukur kami kepada-Nya tak henti-henti sejak keluar dari puskesmas hingga tiba dirumah, tetes air mata bahagia pun tak tertahankan,.
      Kami sangat bahagia, penantian kami yang sangat lama akhirnya dijawab juga oleh-Nya,. Setelah hari itu, hari demi hari berikutnya kami lalui dengan sabar, menunggu kelahiran sang buah hati,. Menyiapkan segala sesuatu untuk kelahirannya,. IstriQ mulai mencoba menjahit beberapa baju bayi,. Saya pun lebih giat lagi bekerja,. Hingga nama pun sdh kami persiapkan, lelaki ataupun perempuan,.
      Kian hari, kandungan istriQ kian membesar, sepertinya semakin dekat dengan hari kelahiran,. Rabu malam, tepat selesai sholat isya, istriQ mengeram kesakitan sambil memegang perutnya,. Katanya, spertinya si kecil sudah mau lahir,. Segera Q larikan ia ke puskesmas yang ada di depan balai desa,. Bidan langsung menanganinya,. Saya setia mendampingi disampingnya atas seijin bidan yang menangani kelahirannya,. Q lihat istriQ sudah sangat pucat, sperti tak punya tenaga lagi untuk melanjutkan proses kelahiran bayi kami,. Q tetap setia, terus memberi semangat disampingnya dan mendoakan keselamatan mereka berdua,.
     Lima jam proses kelahirannya akhirnya memberikan jawaban, dengan segenap kekuatannya, bayi kami pun lahir,. Terlihat sangat sehat,. Saya sangat bahagia menjadi seorang Bapak,. Tapi ada yang aneh,. IstriQ terlihat tak merespon,. Apa karena kecapean, atau pingsan,. Bidan pun segera memanggil dokter lain untuk memeriksa kondisi istri saya,. Saya diminta untuk menunggu diluar,. "Dok kenapa dengan istri saya Dok," tanyaQ terus sambil meronta-ronta,.
     Pemeriksaan tengah berlangsung,. Q lihat dari sela pintu, wajah dokter sangat serius,. Dan akhirnya ia menyampaikan suatu kenyataan yang benar-benar pahit dan sepertinya belum siap Q terima,. IstriQ meninggal karena proses kelahiran yang sangat lama dan ia banyak kehilangan darah,. Q hanya bisa menangis, menggendong anak kami disampingnya, sambil mengajak berbicara jasadnya yang sudah terbujur kaku,.
      "Duhai istriQ, mengapa engkau begitu cepat pergi, begitu berat cobaan ini bagiQ, lihatlah anak kita telah lahir, anak yang telah lama kita nanti-nanti kehadirannya, tak inginkah kau melihatnya, ayo bukalah matamu,. Lihatlah ia, sama cantiknya seperti dirimu,.  IsrtriQ,."
      Hari itu, anakQ lahir tanpa seorang ibu,. Hari-hari ke depan tentunya akan sangat berat Q lalui,. Membesarkan si kecil seorang diri, tanpanya, tanpa seorang istri yang sangat memahamiQ, sangat mengertiQ, selalu menguatkanQ saat Q lemah, bahkan sangat setia mendengar saatQ cerita tentang masalahQ, tak pernah ia berkeluh kesah,. Tiap malam, saya dan anakQ hanya bisa memandangi langit,. Melihat senyumnya yang tergambar di langit, senyum yang selalu Q rindukan,. Senyum yang insyaAllah akan mempertemukan kami di surga-Nya kelak,.
     "IstriQ, kini engkau telah tiada, berada di alam yang berbeda,. Raga kita memang berbeda, tapi jiwa kita satu, satu cinta,."


*kisah diatas hanyalah cerita fiksi, bukan atas suatu kejadian, pengalaman, harapan, ataupun mimpi penulis,. Penulis hanya ingin berkisah, melatih diri membangun karakter setiap pemeran dalam berbagai kisah,. Tulisannya belum begitu bagus, jadi harap maklum,.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat rais, kisahnya berhasil membuat jatuh airmata,,.
Sip, lanjutkan! he

Rais Almakassary mengatakan...

Iya medya,makasih udah mampir n baca2,.
Tulisan medya jg bagus2,.
Nnti abis ujian baru nulis lagi,.
he,.