twitter
    "... karena hidup penuh hikmah ..."

Kasih dan CintaQ takkan pernah berkurang padamu,.

Tepat menjelang adzan subuh hari itu, saya lahir,. Semua terlihat bahagia dengan kehadiranQ,. Semua mendoakan masa depanQ,. “...semoga kelak bisa jadi tentara nak...”, ‘’...insyaAllah jadi dokter ya klo udah gede...”, “...jadi anak yang pinter ya, biar bisa jadi dosen...”, dan perkataan lain sejenisnya,.
Namun saya tak tahu apa itu semua hanya mimpi atau takdir masa depan,. Orang tuaQ bukan siapa-siapa,. Bukan pejabat tapi beliau juga disegani, mungkin karena wibawanya,. Bukan pula konglongmerat yang tiap harinya gonta-ganti mobil,. BapakQ cuma punya sepeda motor butut, seringkali juga sering menyusahkan kalau mogok di tengah jalan,. Honda tua itulah yang beliau gunakan setiap harinya untuk mencari nafkah keluarga,. Sebagai seseorang yang hanya berijazah SMP, beliau bekerja sebagai wiraswasta di sebuah toko meubel,. Penghasilan pas-pasan, tapi dengan hadirnya Menteri Keuangan terbaik di dunia (IbuQ), alhamdulillah cukup untuk menghidupi kami sekeluarga dan membesarkanQ,.
IbuQ sendiri hanya seorang ibu rumah tangga biasa, bukan wanita karier,. Walau tidak tamat SD karena kendala ekonomi, tetapi saya yakin beliau orang yang sangat cerdas,. Karena catatan prestasiQ yang gemilang di tiap jenjang sekolah, seringkali orang-orang beranggapan bahwa kedua orang tuaQ adalah orang yang berpendidikan tinggi, dosen, insinyur, atau yang lainnya. Tapi mereka salah,. Saya lahir dari sepasang orang yang cerdas, hanya saja kurang beruntung, tidak mengenyam pendidikan karena kendala ekonomi,. Kalo saja bisa sekolah, beliau pun pasti tak kalah dengan pasangan Habibie-Ainun. IbuQ sangat peduli dengan pentingnya pendidikan,. Tak boleh putus sekolah,. Anggaran terbesar dari penghasilan Bapak, beliau alokasikan untuk pendidikan anaknya,. Demi Allah, saya tak pernah malu memiliki mereka,.
Sejak kecil beliau berdua banyak menanamkan nilai-nilai moral, nilai-nilai agama, bagaimana berakhlak yang baik, hingga tidak mengambil sesuatu yang bukan hak kita, sekecil apapun itu,. Walau terkadang apa yang dinasehatkan olehnya enggan saya lakukan,. Kini saya baru sadar bahwa semua yang beliau ajarkan itu ada pelajaran yang bisa saya petik,. Beliau berdua adalah guru terbaik di dunia,. Beliau sangat sabar, hingga tak mau menghukum anaknya yang nakal,.
Apa yang beliau ajarkan sejak kecil, selalu saya pegang di setiap langkah hidup ini,. Enam tahun menjalani masa SD, tiga tahun di SMP, tiga tahun pula di SMA, terakhir 4 tahun di bangku kuliah,.
...
Hari ini adalah hari wisuda saya,. Bapak dan Ibu  tentunya sangat bangga, setelah sekian lama menanti, akhirnya bisa melihat anaknya memakai "toga",. Segera setelah hari ini kami yang telah lulus akan mendapatkan SK menjadi seorang pegawai negeri sipil sesuai penempatan masing-masing,.
Waktu berjalan begitu singkat, gaji pertamaQ telah saya niatkan untuk diberikan kepada Ibu semuanya,. Beliau sangat terharu,. Walau tidak terlalu besar, yang penting halal,.
Empat tahun berlalu, sesuai rencana saya dan atas persetujuan Bapak dan Ibu, saya ingin melanjutkan study saya,. Tapi Bapak dan IbuQ ingin agar saya berkeluarga dulu,.
Q kabarilah wanita yang oleh takdir kami telah dipertemukan beberapa waktu lalu,. "Saya beserta Bapak dan Ibu akan datang melamar", itu kataQ padanya,. Niat baik keluargaQ pun disambut baik oleh keluarganya,. Segera tanggal pernikahan pun ditentukan,. 
Tibalah hari berbahagia itu,. Tapi Q lihat ada yang aneh dengan Ibu, matanya merah dan bengkak,. Saat Q tanya Bapak, katanya beliau semalaman menangis karena sebentar lagi anaknya akan pergi,. 
Tanpa berfikir panjang, Q ajak Bapak dan Ibu ke kamar,. Sejam sebelum akad nikah, Q bicara dengan Bapak dan Ibu,. 
... 
"Bapak, Ibu, hari ini adalah hari yang sangat berarti bagi saya dan tentunya juga bagi Bapak dan Ibu, saya mohon doa restu,. Saat ini saya tahu apa yang Bapak Ibu khawatirkan,. Tapi demi Allah, saya tidak ingin menjadi anak durhaka yang melupakan orang tuanya,. Saya pun tahu, Bapak dan Ibu tidak pernah mengharap balasan sedikitpun atas apa yang Bapak dan Ibu lakukan hingga saya seperti sekarang ini,. Bahkan saat saya memberi gaji pertamaQ, Ibu sempat menolak, setelah Q paksa Ibu baru menerimanya, tapi memberikannya kembali padaQ untuk ditabung sebagai persiapan kuliah S2 nanti,. Dan ingat saat Bapak sakit,. Saat Q ajak Bapak ke dokter, Bapak tidak mau dengan berbagai alasan, padahal saya tahu Bapak tidak mau karena tidak ingin mengurangi tabunganQ,. 
Sungguh apa yang Bapak Ibu khawatirkan itu salah, jauh hari sebelum saya meminta kesediaannya (calonQ) untuk menikah, saya tanyakan kepadanya apakah setelah menikah dia keberatan jika Bapak dan Ibu tinggal bersama saya,. Dengan kesholehannya dia jawab, `Demi Allah, tidak sama sekali, setelah saya menjadi bagian hidupmu, maka Bapak dan Ibumu adalah Bapak dan IbuQ juga`,. 
Bapak, Ibu, kasih sayang dan cintaQ takkan pernah berkurang padamu,. Kesabaranmu merawatQ diwaktu kecil, juga akan Q lakukan untuk memanjakan masa tuamu,. Maka, kali ini saya mohon dengan sangat agar Bapak dan Ibu tidak menolak, segera setelah pernikahan ini, saya ingin Bapak dan Ibu tinggal bersama kami,." 
Dengan rasa haru, Ibu memeluk dan menciumQ,. 
I lovu U Mom,. 
I love U Dad,.

" ... seperti udara, kasih yang engkau berikan, tak mampu Q membalas ..."
_iwan fals_



"... Bersyukurlah bagi kamu yang masih memiliki Ibu dan Bapak,. Di luar sana, banyak orang yang hanya mampu mendoakan Ibu dan Bapaknya yang sudah tiada,.  Bahkan tidak sedikit yang tidak mengetahui siapa Bapak dan Ibu mereka,. ..."
_rais almakassary_



*kisah diatas hanyalah cerita fiksi, bukan atas suatu kejadian, pengalaman, harapan, ataupun mimpi penulis,. Penulis hanya ingin berkisah, melatih diri membangun karakter setiap pemeran dalam berbagai kisah,. Tulisannya belum begitu bagus, jadi harap maklum,.

Wahai Pemuda, Para Pemimpin Masa Depan,.

       Teringat pada Pilpres lalu, pasangan SBY-Boediono mampu mengungguli para pesaingnya dan berhasil menjabat sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2010-2014. Tak terasa setahun sudah pemerintahan SBY-Boediono melakukan tugas dinasnya di negeri ini,. Tidak dapat dipungkiri, masih banyak hal yang mesti dibenahi oleh pasangan SBY-Boediono beserta para jajarannya di kabinet Indonesia Bersatu,. Mulai dari masalah dari dalam dan luar negeri, kesejahteraan masyarakat, serta masalah-masalah yang akhir-akhir ramai diperbincangkan dan sepertinya tak ada arah dan tanda-tanda penyelesaian,.

       Evaluasi pun dilakukan,. Tidak hanya oleh pasangan SBY-Boediono saja tetapi  para elite poitik dari partai-partai besar lainnya pun juga ikut mengevaluasi, mengkritisi, dan menilai sejauh mana kinerja pemerintahan SBY,. Mencari-cari kira-kira hal buruk apa yang bisa mereka angkat agar dapat mencitrakan buruk bagi pemerintahan SBY,.

      Bagaikan panci berisi air yang baru saja dinaikkan ke atas kompor tapi belum apa-apa air didalam panci sudah panas duluan,. Kiasan seperti itulah yang kurang lebih mungkin bisa menggambarkan kondisi politik di Indonesia saat ini,. Pemerintahan SBY baru berjalan setahun tetapi persaingan politik sudah mulai makin panas,. Persaingan untuk memperebutkan kursi pada Pilpres periode mendatang rasa-rasanya terlalu cepat untuk dilakoni oleh para elite politik,.
      Bukankah yang lebih penting saat ini adalah mencari solusi atas masalah-masalah yang terus melanda dan membelenggu bangsa ini,. Mengapa tidak duduk bersama saling bertukar pikiran, membangun satu sama lain untuk Indonesia yang lebih baik,.

     Sadar atau tidak, calon pemimpin yang selalu hadir adalah pemimpin yang senantiasa berupaya membangun citranya dengan hal-hal yang tidak jelas,. Bukan pemimpin yang dengan sendirinya tercitra secara alamiah atas dedikasinya pada negeri ini,. Sehingga jangan heran ketika pemilu, para calon rela bertaruh abis-abisan untuk memperoleh jabatan presiden,.

     Sepertinya bangsa ini mengalami krisis kepemimpinan,. Bangsa ini merindukan pemimpin yang benar-benar memikirkan kepentingan rakyatnya,. Pemimpin yang tidak akan tenang jika masih ada rakyatnya yang kelaparan,. Pemimpin yang berlaku adil dan tidak pilih kasih,. Pemimpin yang tegas atas segala bentuk penyimpangan,. Serta Pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai agamanya sebagai landasan kokoh baginya,.



    "...wahai pemuda, para pemimpin masa depan,. Indonesia menunggu kehadiranmu,. Jangan lari dari tanggung jawabmu,. ..."
   _rais almakassary_



KoTa TuA

     Rutinitas yang tiap hari dijalani terkadang terasa membosankan,. Kerja, kuliah, ngurus rumah tangga, dan segala aktifitas lainnya,. Suatu saat akan tiba pada titik jenuh,. Dan masing-masing orang punya cara tersendiri untuk ngobatin kesuntukan tersebut,. Refreshing atau jalan-jalan adalah salah satu yang paling sering dilakaukan kebanyakan orang,. Pergi ke suatu tempat, sendiri, bersama org lain, atwpun dengan keluarga,. Sedikit melepaskan kepenatan yang selama ini terkungkung di kepala,.

     Di jakarta sendiri, banyak tempat yang bisa dijadikan tempat refreshing,. Di kota tua misalnya,. Tempat tersebut hampir tiap harinya ramai dikunjungi, apalagi kalau weekend,. Tidak hanya orang jakarta saja, tapi wisatawan asing juga sering terlihat disana,. Tempatnya lumayan luas dan didominasi dengan bangunan-bangunan tua serta museum, namanya juga kota tua,.


    Masing-masing yang datang ke sana pun dengan tujuan yang beda-beda,. Beberapa orang datang dengan membawa kamera profesional, sedikit menyalurkan bakat dan hobby di bidang fotografi,. Ada juga klub sepedaan yang dengan keahliannya berakrobat dengan sepeda BMX nya,.



      Bagi anda yang datang bersama keluarga, bisa memanfaatkan moment untuk berfoto dengan bangunan tua sebagai backgroud,. Atau jika anda juga tertarik untuk berkeliling di sekitar daerah kota tua, jangan khawatir untuk capek berjalan kaki karena disana juga ada jasa penyewaan sepeda ontel tua, tapi masih layak pakai kok,.



    Laper ataupun haus, juga tak perlu khawatir,. Disana banyak jajanan-jajanan dan warung-warung yang insyaAllah dijamin lumayan bisa mengganjel perut,he,. "...senyum dulu mas,biar dagangannya laris..."



    Tapi entah sadar atau tidak, di saat kita tengah bersenang-senang, bergembira, tertawa dengan riangnya, ternyata ditengah-tengah kita ada banyak saudara kita yang nasibnya sedikit kurang beruntung,.

    Lihatlah dia,hanya bisa menggigit jari melihat anak2 laen seumurannya tengah bermain sepeda dengan asyiknya,gambaran betapa pengennya dia berada di posisi itu,. "Om,gayus, bliin sy sepeda dong,.."



    Saat kita lagi bersenang-senang bersama keluarga, ada keluarga2 lain yang ber"piknik" dengan cara yang sedikit berbeda sperti berikut ini,. Itu bukan jajanan bwt mereka,tapi itu barang dagangan mereka,. Mirip ruko tak beratap dan tak berdinding,. "...hidup susah ataupun senang,kita akan jalani bersama-sama Mas..."



    Kita mungkin dituntut untuk sedikit lebih peka dengan kondisi sosial lingkungan di sekitas kita,. Potret diatas mungkin hanyalah satu dari sekian banyak fakta tentang kurang meratanya kesejahteraan di negara kita,. Sangat timpang,. Harusnya pemerintah mampu mengambil kebijakan yang tepat,. Dengan berlandaskan data dari Badan Pusat Statistik yang akurat dan terpercaya, harusnya diguanakan dengan baik oleh pemerintah sebagai dasar suatu perencanaan dan pengambilan keputusan serta kebijakan,.
    Kesimpulannya, disaat kita tengah berlebih rejeki nya, jangan lupa kalau di sekitar kita banyak yang lebih membutuhkan,. Piknik, jalan-jalan, ataupun refreshing boleh-boleh saja, tetapi jangan sampai berlebihan,. Tak ada salahnya kalau kita membantu pemerintah mngurangi jarak kesenjangan sosial yang ada,.

"... ambil hikmah atas kejadian apapun, kapanpun, dan dimanapun kamu berada..."
_rais almakassary_

Maaf Karena Telah Melupakan-mu (Al-Quran)

 
...
      Hanya caci dan maki yang ada dibenakku ketika membaca berbagai berita politik di koran.
      Hanya stress dan kejemuan yang aku dapat tatkala membaca buku ilmu duniawi. 
      Tetapi lain halnya disaat hamba membaca firman-Mu.
      Semakin lama hamba merasa semakin larut dalam kesyahduan berdialog dengan-Mu.
...

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

    Satu hal yang tidak bisa dielakkan bahwa kondisi umat Islam saat ini sangatlah terpuruk. Padahal kita sendiri mungkin tahu, sejarah pernah mencatat bahwa Islam pernah menguasai tidak kurang dari dua pertiga belahan bumi ini selama beberapa abad. Tetapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya umat Islam terombang-ambing bak buih di lautan. Bukan hanya dikuasai tetapi bahkan diinjak-injak kehoramatan, kesuciaan, dan kemuliaan agama Islam saat ini. Dimana upaya kita ketika mendengar dibuatnya karikatur Rasulullah SAW? Dimana rasa prihatin kita disaat Al-Quran yang dijaga kesuciaannya oleh Allah itu dihinakan oleh suatu kaum? Dimana pembelaan kita disaat agama Islam sebagai rahmatan lil alamin dicap sebagai agama teroris? Dimana pula rasa malu kita disaat kecintaan kita terhadap sesuatu melebihi kecintaan kita terhadap Islam sampai rela mengorbankan segala sesuatu? Coba tengok kondisi umat Islam sekarang, kenapa malah rasa marah seseorang timbul ketika pacarnya dijelek-jelekkan oleh orang lain? Kenapa malah jihad dan pembelaan seseorang sangat keras ketika tim sepakbola idolanya mendapat caci maki dari tim sepakbola lain? Kenapa para remaja rela tawuran mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan golongannya? Kenapa para demonstran begitu semangat untuk menyuarakan penegakan reformasi, kenapa bukan penegakan syariat Islam? Dan masih banyak lagi “kenapa” yang harus kita jawab karena sesungguhnya segala amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya pada hari akhir.

    Sebenarnya jawaban dari semua pertanyaan diatas adalah karena ideologi, kecintaan, dan rasa memiki mereka sangat tinggi terhadap apa yang mereka perjuangkan. Lantas dimana kecintaan dan rasa memiliki umat Islam terhadap agamanya. Apakah kita tidak lagi mempunyai rasa memiliki terhadap agama sendiri. Ataukah Islam hanya dijadikan sebagai agama KTP dan kartu identitas lainnya. Tentunya rasa memiliki tersebut kian hari makin luntur karena umat Islam tidak lagi pernah mengkaji Islam. Umat Islam lebih banyak meluangkan waktu untuk mempelajari ilmu duniawi yang sifatnya fardu khifayah dibanding mempelajari ilmu Islam yang hukumnya adalah fardu `ain.

      Berkaitan dengan semua hal diatas, sebenarnya ada suatu hal yang patut kita kaji bersama dalam wacana. Jikalau ada kegiatan jelajah alam atau sejenisnya, tentunya kita butuh sebuah pedoman atau petuntuk. Entah itu kompas sebagai penunjuk arah ataukah lebih spesifik kepada peta sebagai penunjuk letak. Gunanya adalah untuk membantu kita mencapai apa yang kita tuju. Apa jadinya kalau kita terjun ke hutan tanpa membawa alat-alat bantu tersebut? Saya rasa kita semua tahu jawabannya.

     Seperti itulah hidup ini. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan dan sebagai perantara menuju tujuan akhir kehidupan yang kekal yakni alam akhirat. Sebagai agama yang sempurna, Allah SWT telah melengkapi Islam dengan kumpulan firman-Nya yang telah disatukan menjadi sebuah kita suci yang berlaku sepanjang masa hingga akhir zaman. Dialah Al-Qur`anul Karim.

     Ada hal menarik dari sebuah khutbah jum`at pada suatu waktu. Sang khatib boleh merasa bangga karena membuat para jama`ah tercengang dengan beberapa pengalaman yang beliau sampaikan. Isi khutbahnya kurang lebih sebagai berikut. Di sebuah universitas Islam di Indonesia diadakan sebuah pelatihan. Para dosen di universitas tersebut sempat di tes bacaan Qur`an. Tragisnya, hanya beberapa persen dosen universitas bersangkutan yang mampu membaca Qur`an. Kalau dosennya saja begitu, bagaimana dengan mahasiswanya. Di lain kisah juga disampaikan bahwa seorang Bapak yang baru saja naik haji meminta tolong kepada ustadz untuk menunjukkan sebuah doa yang terdapat di dalam Al-Quran. Katanya doa itu diajarkan oleh seorang syeikh sewaktu di tanah suci Mekkah, tapi Bapak itu lupa nama surah dan ayat dimana doa itu terdapat. Sang ustadz pun merespon dengan meminta tolong untuk dibawakan sebuah Quran. Seluruh penghuni rumah akhirnya dikerahkan untuk mencari sebuah Quran di dalam rumah tersebut. Tapi nihil, tidak satupun orang dirumah itu yang menemukan sebuah Quran. Ternyata di rumah itu memang tidak satupun Al-Quran yang ada. Masya Allah. Coba bayangkan, sudah haji tetapi tidak punya Al-Quran,.

      Berikut ini adalah hanya beberapa dari sekian banyak fadhillah Al-Quran yang diberikan kepada manusia yakni sebagai berikut :

1. Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Quran menjadi keluarga Allah SWT. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara manusia terdapat keluaga Allah..” Ditanyakan, “ Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul SAW menjawab, “Mereka adalah Ahlul Quran. Mereka keluarga Allah dan orang-orang pilihanp-Nya.” (HR. Imam Ahmad).

2. Al-Quran adalah kenikmatan yang didamba. Rasulullah pernah bersabda, ”Tidak boleh iri kecuali dalam dua kenikmatan; seseorang yang diberi Al-Quran oleh Allah, lalu ia membacanya sepanjang malam dan siang. Seseorang yang diberi Allah harta, lalu ia belanjakan di jalan Allah sepanjang malam dan siang.”

PRIORITAS PEMBENAHAN AKIDAH TERLEBIH DULU

Senin, 21 Juli 2003 - 03:37:55
:: kategori Aqidah

Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusufa

Sungguh kita tengah berada dalam arena fitnah yang berkepanjangan. Negeri yang aman kini telah berubah bentuk menjadi negeri yang mencekam dan menakutkan. Kolusi, korupsi, dan nepotisme menjadi bagian penting dalam tubuh para penegak dan penduduknya.


Krisis politik, sosial, dan perekonomian terus menggoyang keutuhan negeri ini, diwarnai dengan kerusuhan, keributan, dan demonstrasi yang tak henti-hentinya. Bersamaan dengan itu, semua dekadensi moral, akhlaq, dan aqidah anak-anak bangsa telah mencapai klimaksnya, kewibawaan bangsa dan umat Islam pun yang mayoritas penduduknya lenyap, kehilangan keseimbangannya di tengah-tengah gempuran tekanan kaum kuffar. Quo Vadis bangsa Indonesia??

Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, amat disayangkan fenomena yang seperti ini disikapi oleh sebagian kaum dengan penuh emosi, hawa nafsu, dan arigansi sehingga bukan menghentikan krisis dan memadamkan api fitnah tetapi justru membuka pintu krisis baru dan menyalakan api fitnah yang kian membara. Mulai dari orasi-orasi di atas mimbar dalam rangka agitasi politik dengan memakai label penjagaan Islam, memompa semangat nasionalisme dengan memakai cap proteksi akan degradasi bangsa dan umat Islam, melawan dan memberontak penguasa / pemerintah dengan judul amar ma'ruf nahi mungkar, bahkan mengkafirkan kaum muslimin dengan alasan al Wala' wal Bara', hingga aksi pengeboman di berbagai tempat secara serempak dengan mengatasnamakan jihad. Wa ilallahil musytaka.

Hendaknya para pemimpin negara mengetahui kadar pemerintahan dan mengetahui akan tinggi kedudukannya, sesungguhnya pemerintahan itu adalah nikmat di antara nikmat-nikmat Allah Ta'ala, barangsiapa yang menegakkannya dengan baik sesuai tuntutan-tuntutannya akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada taranya, sebaliknya jika tidak mengerti ukuran nikmat ini kemudian menyibukkan diri dengan kedzaliman dan hawa nafsunya, dikhawatirkan akan tergolong pada sebagian musuh-musuh Allah.

Pemimpin negara semestinya untuk tidak mengharap keridhaan seorang manusia di atas kebencian Allah disebabkan karena penyelisihan terhadap syari'at, harus dimengerti bahwa baiknya rakyat tergantung pada baiknya perjalanan penguasa.

Satu hal lagi yang mesti diingatkan di sini bahwa sudah seyogyanya bagi para pemimpin negara untuk menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar sesuai tuntunan syari'at, menutup pintu-pintu kejahatan dan kerusakan, serta melindungi negara dan rakyat dari kejahatan kaum kuffar dan orang-orang yang berniat jahat. Apabila ini semua telah terpenuhi maka kantong amalannya pemerintah sebanding dengan pahala seluruh ibadah rakyat negerinya. Ketika itu negeripun akan makmur dipenuhi dengan ketentraman dan keselamatan serta berkah dalam rizki dan kebutuhan-kebutuhan hidup.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah-, adapun rakyat, maka hendaknya menunaikan hak-haknya terhadap pemerintah di antaranya berupa taat dan mendengar pada setiap apa yang diperintah dan dilarangnya kecuali yang bersifat maksiat, ini adalah hak dan kewajiban yang paling besar terhadap pemerintah. Sebab ketaatan merupakan landasan yang kokoh dalam me-manage urusan-urusan negara dan rakyat.

Pemerintah dan para pejabat adalah manusia biasa dimana mereka masih membutuhkan nasehat orang-orang yang ikhlas dan bimbingan orang-orang yang bertaqwa.

Tugas yang mulia ini dipikul di atas pundak para ulama, merekalah yang melaksanakannya, kepada para ulama Islam serta da'i-da'inya yang ikhlas agar menegakkan apa yang Allah telah wajibkan atas mereka dari menerangkan yang haq, mengingatkannya, mendoakan kebaikan dan mengarahkan waliyul amri / pemerintah kepada yang ma'ruf serta membantu mereka akan hal itu, mencegah mereka dari yang munkar, memperingatkannya, serta menjelaskan akan keburukan akibatnya dan bahayanya pada umat cepat maupun lambat.

Bukan malah menjadi pemicu terjadinya fitnah dan kekacauan atau malah berpangku tangan pura-pura tidak tahu dan tidak ada kepedulian akan perbaikan umat, bangsa, dan negara. Kemungkaran yang merajalela dan kerusakan yang tak dapat dibendung serta carut-marutnya wajah bangsa adalah sebah-sebab datangnya musibah dan turunnya adzab.

Allah berfirman, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." (QS Ar Rum: 41).

Sesungguhnya kehinaan dan malapetaka yang menimpa bangsa ini adalah ketika bangsa ini menghendaki kemuliaan bukan dari Islam, ketika para penguasa dan rakyatnya meninggalkan agama dan cinta yang berlebihan terhadap dunia, hingga akhirnya Allah menimpakan kehinaan yang tidak ada jalan keluarnya kecuali dengan kembali kepada agama.

Sebagaimana hal itu telah dijelaskan oleh Nabi Shalallah 'alaihi wasallam, dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Abu Dawud dalam Sunannya dari sahabat Ibnu Umar Radiyallahu 'anhu. Jika masyarakat dilanda krisis aqidah, akhlaq, dan moral, dilanda krisis ekonomi dan krisis politik yang dilematis, maka pembenahan pertama yang mesti dilakukan ialah pembenahan aqidah dan moral dengan segala kemampuan, sebab memperbaiki masalah yang paling berbahaya adalah hal yang disepakati oleh setiap insan berakal.

Ketahuilah bahwa kerusakan yang diakibatkan keyakinan / aqidah manusia dari kesyirikan, khurofat, kebid'ahan, dan kesesatan seribu kali jauh lebih berbahaya daripada kerusakan yang ditimbulkan dari rusaknya hukum / undang-undang dan yang lainnya.

Terbukti, ketika Allah mengutus para RasulNya ke tengah-tengah kaum yang dipenuhi dengan penyimpangan-penyimpangan, aqidah yang rusak, moral yang bejat, pola pikir yang salah, dan sistem hukum yang tak beraturan dan menyalahi syari'at.

Allah tidak membebani mereka (para Rasul) -pada permulaannya- untuk segera mengadakan pembaharuan sistem dalam keadaan umat dikelilingi dengan penyimpangan moral dan aqidah, tetapi justru langkah awal yang ditempuh oleh para rosul adalah pembenahan aqidah dan moral.

Para Nabi dan Rasul tidaklah datang dalam rangka menggulingkan negara dan menegakkan negara yang baru, tidak menginginkan kekuasaan semata dan tidak pula membentuk organisasi untuk itu, tetapi mereka datang memberi hidayah kepada manusia dan menyelamatkannya dari kesesatan dan kesyirikan, serta mengeluarkannya dari kegelapan menuju cahaya. Inilah jalan lurus yang Allah telah syari'atkan seluruh para nabi dari yang paling awalnya hingga yang paling akhirnya, dan Dialah Allah Maha Pencipta, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui akan tabiat manusia dan apa yang bermaslahat untuk mereka. Allah berfirman, "Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan) dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?" (QS Al Mulk: 14).


Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam mendidik para Sahabatnya di atas Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah / Sunnah, di atas keimanan, kejujuran, serta tauhid, keikhlasan karena Allah dalam setiap amalan, jauh dari uslub-uslub politik dan dari larut dalam hal jabatan yang tinggi.

Dengan demikian jalan yang harus ditempuh dalam mengembalikan kemuliaan Islam, kaum muslimin, bangsa, dan negara ialah:
Pertama: pembenahan dan pembentukan aqidah dan permuniannya dari kesalahan-kesalahannya.
Kedua: mentarbiyah setiap individu-individu masyarakat dan membangun kepribadiannya di atas landasan hukum-hukum Islam dan adab-adabnya sesuai dengan apa yang telah diwariskan kepada kita dari tiga generasi pertama. Inilah jalan penyelamat dan dari sinilah permulaannya yakni mentarbiyah dengan Islam yang bersih dari khurofat dan bid'ah, dari kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya dan dari pola pikir yang bertentangan dengan Kitab dan Sunnah serta metodologi salaful ummah. Wal ilmu indallah.

(Dikutip dari tulisan Ustadz Abu Hamzah Yusuf, dari Bulletin Al Wala wal Bara Edisi ke-17 Tahun ke-1 / 11 April 2003 M / 08 Shafar 1424 H. Url sumber http://fdawj.atspace.org/awwb/th1/17.htm)

LAKUKANLAH HAL-HAL YANG BERMANFAAT

Sabtu, 09 Februari 2008 - 20:23:41,  Penulis : Al-Ustadz Zainul Arifin
Kategori : Permata Salaf


‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa beranggapan perkataannya merupakan bagian dari perbuatannya (niscaya) menjadi sedikit perkataannya, kecuali dalam perkara yang bermanfaat baginya.”


‘Umar bin Qais Al-Mula’i rahimahullahu berkata:
Seseorang melewati Luqman (Al-Hakim) di saat manusia berkerumun di sisinya. Orang tersebut berkata kepada Luqman: “Bukankah engkau dahulu budak bani Fulan?” Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu berkata lagi, “Engkau yang dulu menggembala (ternak) di sekitar gunung ini dan itu?” Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu bertanya lagi: “Lalu apa yang menyebabkanmu meraih kedudukan sebagaimana yang aku lihat ini?” Luqman menjawab: “Selalu jujur dalam berucap dan banyak berdiam dari perkara-perkara yang tiada berfaedah bagi diriku.”

Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”

Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginya kejujuran.”



Ma’ruf rahimahullahu berkata: “Pembicaraan seorang hamba tentang masalah-masalah yang tidak ada faedahnya merupakan kehinaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala (untuknya).”

(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/290-294)

Analisis Kepuasan Konsumen

     Analisis kepuasan konsumen merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dengan cara melihat sebarapa jauh tingkat kepuasan dari konsumen perusahaan tersebut. Baik buruknya kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari :
- tingkat kepuasan konsumen yang tinggi
- loyalitas konsumen yang tinggi
- market share yang semakin besar
- tingkat profitabilitas yang tinggi kepada perusahaan

    Metode yang digunakan dalam analisis ini secara umum yaitu membandingkan antara apa yang dirasakan oleh konsumen dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.
   Dengan adanya analisis kepuasan konsumen, perusahan/lembaga/instansi dapat mengevaluasi apa saja kekurangan produk (barang/jasa) yang dihasilkan.